Tuesday 31 December 2013

Seteguh karang

Bila rindu mula berlagu,
semua ingin jadi kaku,
Impi tertumpu,
cuma satu,
Percaya hadirnya takdir Allah,
Tapi kita bukan penentu sudahnya,
barangkali ujian,
apa kuat bekalan iman?
Andai seteguh karang tiang di dasar,
rapuh itu pasti,
tapi enggan pada hati,
lalu mengapa membiarkan diri bertahan pada istana hanya bayangan?
Pasrahlah hati.

:)

©Raf

Tuesday 24 December 2013

Perhati

saat itu baru ku lalui,
saat aku melihat kmu,
pakai mu merah,
senyum mu indah,
hati ingin dekati mu,
tapi kau jauh,
lalu aku diam saja,
membiarkan rasa itu kaku,
mengharap lain hari
pasti ketemu.

:-)

© Raf

pesan kakak

Pagi ini sungguh dingin,
seperti enggan meleraikan lena
bersama buaian mimpi penuh cita,
apa mungkin lupa?
atau penuh getar di dada!
hey, bangun adinda!
harinya sudah tiba,
saat kau perlu menjemput kertas putih penuh makna,
bergembiralah bersama teman mu,
raikan jaya mu,
tapi ingat satu perkara,
itu hanya sehelai kertas putih biasa,
mungkin hadirnya menentukan emosi mu saat ini,
ia bisa hancur dan koyak,
kerana tiada kuasa didalamnya,
yang kekal bersamamu adalah usaha dan doa,
maka jangam bersedih,
jika kertas putih itu menyampaikan berita cuma secukup rasa,
kerana kau tetap manusia.

:-)

© Raf

cerita lama

walau telah melewati waktu,
rindu itu akan selalu berlagu,
bersama jejak memori,
yang tak pernah mati,
rasa indah itu tetap berkelana di atmosfera minda,
menghidupkan cerita lama,
antara aku dan dia.

:-)

©Raf

hidup adalah imitasi

hidup adalah sebuah imitasi,
serlahkan peribadi,
bukan bermotifkan perhati duniawi,
tapi seikhlas hati,
menjadi inspirasi untuk mencari perhati ilahi,
in sha Allah diberkati

:-)

© Raf

pinjam cerita

pinjamkan ku cerita lahir dari hati,
agar aku bisa mencoret puisi,
meneladani dan berkongsi,
in sha Allah jadi inspirasi.

:-)

© Raf

Friday 13 December 2013

bicara pada alam


Bayu, bisikan aku berita bahagia,
Cahaya, suluh jalanku menuju jaya,
Laut, ajari aku tenangkan jiwa.
Hujan, titiskan rahmat yang kau bawa,
Daun, suburkan hijaumu yang mendamaikan pancaindera,
Udara, layangkan molekul oksigen mu di atmosfera, 
Tanah, izinkan gumpalan tubuh ini untuk terus berpijak 
diatas dunia nyata,
hingga saat, ke dalam mu aku bersemadi selamanya.

:) 


© Raf

Thursday 12 December 2013

dalam kamar

duduk sendiri lagi.
kali ini entah apa karenahku,
menghilang rasa bosan dan mengantuk.
tak mungkin,
tak ingin ulangi cerita lalu,
biar nafas terus berhembus,
tinggalkan udara lalu,
tinggalkan kisah lalu,
dia dengan jalannya,
aku?
harus berubah.

Ahh! dingin udara
mencengkam tubuh,
menggigil butuh hangat,
umpama sucinya salju
dambakan corak,
terpalit arang,
gelap pegangan,
bagai malam
tanpa suluh sang bulan.

Dinding kamar
seakan menghimpit,
bagai fikiran ku yang semakin sempit,
sakit, tersepit kisah lalu!
Malam makin membuta,
aku pula masih terjaga,
entah apa maunya mata?
tidur enggan, tapi ingin terus berkelana,
bagai kehilangan berjuta benda bermakna,
penamat celaruku cuma satu,
buka buku, baca isinya,
pasti ku temu
lena yang ku damba.

:p

©Raf

tepuk dada

tanyakan pada siang,
milik siapakah senyuman yang paling riang?
tanyakan pada malam,
mimpi siapakah yang paling indah?
tanyakan pada hati,
garangan siapakah yang selalu dirindui?
tanyakan pada fikiran,
wajah siapakah yang sering bermain diingatan?
tanyakan pada lidah,
nama siapakah yang kau sebut dalam doa?

emm....


:) 


© Raf

saksi cerita dia



Ku tatap tajam dinding lut sinar,
berlatar sebuah hamparan besi-terapung,
di situ ada sebuah cerita untuk dikongsi,
di situ tempat pencarian rezeki,
perahan kudrat seorang anak muda,
penuh cita, gigih dengan usaha,
diiringi iman jauh berkelana,
di hatinya tetap hanya satu wanita,
ibunda tercinta.


:) 



© Raf






Sunday 1 December 2013

Bukan sekadar nama

Rajin bukan sekadar nama,
Dia seorang hamba Allah,
melengkapi anugerah yang diberi,
Anak kampung gigih berdikari,
yakin percaya pada diri
walau tanpa bekal ilmu universiti,  
mengejar cita yang diimpi,
masa depan yang penuh misi.

Kudrat mudanya bagai seiring berjalan
di kala garis-garis lelah tampak diwajah,
tiada nada untuk berhenti,
dengan izin Ilahi 
dia terus mencari rezeki yang dijanji,
buat keluarga yang dicintai.



*puisi buat abah, Rajinan bin Idin


:) 


© Raf